Prasasti Pucangan adalah sebuah artefak bersejarah yang telah lama menjadi pusaka dan warisan budaya bagi masyarakat Indonesia. Prasasti ini ditemukan di Desa Pucangan, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta pada tahun 1936. Prasasti ini memiliki nilai sejarah yang sangat tinggi karena menceritakan tentang keberadaan Kerajaan Mataram Kuno.
Prasasti Pucangan berisi tentang pembagian tanah dari Raja Dyah Balitung kepada para pendeta di desa tersebut. Prasasti ini menunjukkan betapa pentingnya peran agama dalam kehidupan masyarakat pada masa itu. Selain itu, prasasti ini juga mencatat tentang pembangunan bangunan suci yang dilakukan oleh raja untuk meningkatkan keberkahan dan keselamatan kerajaan.
Dalam prasasti ini terdapat pula penjelasan mengenai pemberian hadiah kepada para pendeta sebagai bentuk penghargaan atas jasa-jasa mereka dalam memelihara dan merawat tanah kerajaan. Hal ini menunjukkan bahwa pada masa itu, hubungan antara raja dan pendeta sangat erat dan saling mendukung.
Namun, selama ini Prasasti Pucangan berada di Museum Nasional Jakarta dan belum pernah dikembalikan ke tempat asalnya di Desa Pucangan. Hal ini membuat masyarakat setempat merasa kehilangan sejarah dan identitas budaya mereka. Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten Sleman bersama dengan pihak terkait sedang melakukan upaya untuk mengembalikan Prasasti Pucangan ke tempat asalnya.
Pengembalian Prasasti Pucangan ini diharapkan dapat memperkuat rasa kebanggaan masyarakat terhadap sejarah dan budaya lokal mereka. Selain itu, hal ini juga akan menjadi salah satu cara untuk melestarikan dan menjaga warisan budaya bangsa agar tetap lestari dan dapat dinikmati oleh generasi mendatang.
Dengan dipulangkannya Prasasti Pucangan ke Desa Pucangan, diharapkan akan membangkitkan kembali semangat dan kecintaan masyarakat terhadap sejarah dan budaya lokal mereka. Prasasti ini akan menjadi jejak yang mengingatkan kita akan kebesaran dan kejayaan Kerajaan Mataram Kuno serta nilai-nilai luhur yang perlu dijunjung tinggi dalam kehidupan sehari-hari.